Jum’at, 20 Juli 2018, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) di datangi oleh tamu spesial dariThe Islamic University of Gaza, yaitu Husam Al-Najar, Ph.D. Kedatangan Husam Al-Najar, Ph.D tidak lain adalahuntuk memberikan kuliah umum kepada mahasiswa kelas unggulan di FMIPA dengan tema Science Communication. Beliau memperoleh gelar sarjana di bidang Teknik Sipil di Birzeit University. Kemudian memperoleh gelar M.Sc dari International Institute for Infrastucture, Hydraulic and Enviromental Sanitation (IHE-Delft, The Netherlands). Dan pada 2004, beliau memperoleh beasiswa di Hohenheim University untuk memperoleh gelar Ph.D.
Sebelum memulai kuliah umum, beliau terlebih dahulu menceritakan perjalanannya dari Gaza menuju Surabaya. Selain itu, beliau jug amenceritakan keterbatasan jumlah air bersih di Gaza. Berbeda dengan Indonesia dimana air melimpah dan diperoleh dengan gratis, air di Gaza diperoleh dengan harga yang tidak murah. Hal tersebut adalah karena air bersih di Gaza tidak dapat diperoleh dengan mudah. Warga Gaza harus memisahkan polutan dan air dari air laut untuk dapa tmengkonsumsi air, baik untuk minum, memasak, maupun kebutuhan lain. Proses pemisahan tersebut akan berlangsung lama jika menggunakan cara-cara tradisional dan persediaan air tidak akan mencukupi kebutuhan air. Oleh karena itulah Husam Al-Najar, Ph.D tertarik untuk mempelajari perkembangan bakteri.
Lalu apa hubungannya air dengan bakteri? Selama ini, kita selalu beranggapan bahwa bakteri tidaklah baik dan akan menyebabkan penyakit. Namun, berdasarkan suatu penelitian, bakteri tertentu dapat membantu membersihkan air dengan polutan sehingga air dapat dikonsumsi. Penggunaan bakteri inilah yang sangat membantu mencukupi kebutuhan air di Gaza. Bagaimana bakteri dapat membersihkan air? Singkatnya, bakteri ak an dimasukkan dalam air berpolutan dan dikembangbiakkan dalam air tersebut. Setelah air berpolutan menjadi bersih, maka bakteri akan dimatikan sehingga tidak ada bakteri lagi dalam air. Jika bakteri digunakan dan dimatikan setelahnya, lalu bagaimana bakteri semacam itu dapat ditemukan kembali? Dalam kuliahnya, Husam Al-Najar, Ph.D menyampaikan bahwa bakteri akan berkembang terus-menerus, sehingga sebelum mematikan bakteri dalam air, mereka akan mengambil sebagian air untuk dicampurkan dalam air berpolutan, sehingga bakteri dapat berkembang biak dan dapat membersihkan air berpolutan tersebut.