Lamun (Enhalus acoroides) merupakan tumbuhan berbunga dan berbentuk rumput yang hidup di dasar perairan laut. Padang lamun memiliki peranan penting terhadap ekosistem perairan laut dangkal terutama terhadap kelangsungan hidup dan perkembangan makhluk hidup di laut sehingga keberadaannya sangat melimpah. Lamun yang sudah mati seringkali terbawa arus ke pantai dalam bentuk potongan-potongan daun yang dianggap sebagai limbah serta tidak digunakan lagi oleh masyarakat.. Padahal limbah lamun dapat dimanfaatkan karena memiliki kandungan senyawa seperti nitrogen, posforus, dan kalium yang tinggi yang sangat berguna terhadap pertumbuhan tanaman.
Kelompok mahasiswa Biologi yang beranggotakan Silvia Indah Pramesti (Biologi 2015), Ahmad Khoirul Rifai (Biologi 2016) dan Agustina Fajar Rini (Biologi 2017) berinisiatif untuk mengolah lamun menjadi produk berupa kompos yang bermanfaat untuk memperbaiki pertumbuhan tanaman, terutama tanaman yang ditanam di lahan-lahan marginal. Melalui Program Kreativitas Mahasiswa skim Penelitian Eksakta dengan pendanaan dari Belmawa-Ristekdikti tim penelitian tersebut mencoba membuat kompos dari limbah lamun untuk mempercepat pertumbuhan tanaman di lahan salinitas tinggi.
“Sangat disayangkan apabila lamun yang berpotensi untuk dimanfaatkan hanya berakhir sebagai limbah yang tidak digunakan lagi. Oleh karena itu kami mencoba memanfaatkannya dengan mengolahnya menjadi kompos untuk memperbaiki pertumbuhan tanaman di lahan-lahan marginal, terutama pada lahan salinitas tinggi”, papar Silvia selaku ketua tim penelitian. Tim PKM-PE yang dibimbing oleh Sari Kusuma Dewi, S.Si., M.Si. ini juga melakukan pengaplikasian kompos lamun (Enhalus acoroides) tersebut terhadap tanaman kedelai (Glycine max L. Merr) yang ditanam di daerah salinitas tinggi.