Produksi sampah di Indonesia tiap tahunnya selalu meningkat, bahkan berdasarkan data yang dirilis Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Surabaya, di tahun 2014 dan 2015 tercatat ada 1.400 ton per hari sampah yang dihasilkan dari masyarakat Kota Surabaya masuk ke tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo. Sampah yang semakin menumpuk akan mengalami proses dekomposisi besar-besaran. Hasil dari proses dekomposisi selain menghasilkan pupuk organik, proses dekomposisi juga menghasilkan hasil samping yaitu air lindi. Air lindi sangatlah berbahaya bagi kesehatan manusia dan kerusakan lingkungan, Hal tersebut dikarenakan air lindi mengandung senyawa anorganik contohnya logam seperti mercuri, arsenik bahkan timbal (Pb).
Kelompok mahasiswa Jurusan Kimia yang beranggotakan Putri Novitasari (Pendidikan Kimia 2015), Berlian Belia Basuki (Pendidikan Kimia 2015) dan Uci Nur Rohmah (Kimia 2016) mempunyai inovasi dalam mengurangi kandungan Pb yang ada di air lindi yaitu dengan memanfaatkan limbah kulit jagung yang memiliki kandungan selulosa yang cukup tinggi untuk dijadikan bahan adsorben dalam menyerap konsentrasi Pb yang ada di air lindi. Melalui Program Kreativitas Mahasiswa skim Penelitian Eksakta dengan pendanaan Belmawa-Ristekdikti tim penelitian tersebut meneliti efektivitas penyerapan ekstrak selulosa kulit jagung dalam menyerap logam Pb.
“Sangat berbahaya sekali jika kandungan logam Pb di air lindi itu tinggi, karena jika dibiarkan akan memberikan dampak negatif bagi kesehatan manusia bahkan bisa merusak lingkungan. Karena warga di sekitar TPA daerah Benowo-Surabaya telah keracunan logam berat seperti Pb” papar Putri selaku ketua tim penelitian. Tim PKM-PE yang dibimbing oleh Dr. Pirim Setiarso M. Si ini telah melakukan penelitian dan hasilnya ekstrak selulosa dalam menyerap Pb tersebut sangatlah efektif.