Tidak dapat dipungkiri lagi, komoditas perikanan merupakan komoditas andalan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat, salah satunya adalah cumi-cumi. Cumi-cumi yang merupakan moluska laut telah banyak diperdagangkan, baik dalam bentuk mentah maupun olahan siap saji. Namun, belum banyak masyarakat yang mengetahui bahwa hewan lunak bertentakel ini sebenarnya memiliki cangkang internal yang lazim disebut “pen”. Pen cumi-cumi biasanya dibuang pada saat pengolahan cumi-cumi menjadi sajian sehingga tidak termanfaatkan.
Berawal dari kondisi tersebut, mahasiswa Biologi Angkatan 2016 yang terdiri atas Zuni Nur Rohmawati, Faradina Nabila, dan Cicik Ainurrohmah berinisatif untuk meneliti peluang untuk mengolah pen cumi-cumi yang belum termanfaatkan tersebut menjadi produk yang bernilai. Melalui Program Kreativitas Mahasiswa skim Penelitian Eksakta (PKM-PE) dengan pendanaan dari Belmawa-Ristekdikti tim peneliti mencoba mengekstrak kitosan dari pen cumi-cumi.
“Biasanya kitosan diekstrak dari eksoskeleton crustacea (udang-udangan), namun kali ini kami mencoba untuk mengekstraksi dari pen cumi-cumi yang biasanya dibuang.” pa par Zuni Nur Rohmawati selaku ketua tim. Tim PKM-PE yang dibimbing oleh Reni Ambarwati, S.Si., M.Sc ini juga meneliti lebih lanjut potensi kitosan tersebut sebagai bahan antibakteri.