Berkaitan dengan kecenderungan gaya hidup masyarakat yang back to nature, tiga mahasiswa Biologi Universitas Negeri Surabaya berinovasi untuk membuat handsanitizer dari ekstrak daun maja. Mereka berhasil menemukan potensi dari tumbuhan “khas” Mojokerto itu, yaitu Tumbuhan maja (Crescentia cujete L.) yang memiliki senyawa antibakteri. Melalui PKM Penelitian Eksakta (PKM-PE) tim yang terdiri dari Hastuti Tri Ratna Ningrum (2016), Dia Rohmatul Hidayah (2017), dan Fitry Larassati (2017) telah menguji efektivitas daun maja sebagai antibakteri sehingga berpotensi untuk dijadikan bahan pembuatan handsanitizer.
“Kami menggunakan daun maja karena belum banyak digunakan warga, padahal daun maja memiliki banyak sekali kandungan manfaat.” Ujar ketua Tim PKM-PE.
Di samping itu, saat ini masyarakat cenderung lebih memilih produk yang berbahan dasar dari bahan alami karena lebih aman dan memiliki efek samping lebih kecil dibandingkan produk berbahan kimia. Hal tersebut juga yang melatar belakangi munculnya inovasi ini.
Selanjutnya, melalui penelitian di bawah bimbingan Dra. Wisanti, M. S. ini ekstrak daun maja dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan gel handsanitizer. Mereka kemudian menamai produknya “Handcres” yang merupakan akronim dari Handsanitizer Crescentia cujete L.
“Kami berharap, Handcres dapat memberi manfaat besar salah satunya yaitu sebagai alternatif cara praktis membersihkan tangan.” Ujarnya